destinasiaNews – Menguntit bacalon (bakal calon) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024 Ilham Akbar Habibie, putra Presiden ketiga RI BJ Habibie usungan Partai NasDem. Sebelumnya, ia manggung (14/7/2024) memaparkan visi dan misi unggulannya dalam tajuk ‘Mencari Pemimpin Pilihan Rakyat’, di Sekertariat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar di Café Kampring Jl. Maskumambang Bandung.

Ihtisarnya, selama di JMSI Jabar yang paparannya ditayangkan oleh lebih dari 40 media pemberitaan, Ilham yang mengaku perlu waktu dua bulan ‘banting setir’ secara mental utamanya dari teknokrat ‘mencoba dengan serius’ menjadi politisi,” ini demi mewujudkan Indonesia Emas 2045, saya menilai Jawa Barat adalah tempat yang tepat untuk memulai,” ujarnya dengan p enuh rasa percaya diri.

Kali ini, Rabu, 17 Juli 2024, di D’Botanica Mall (K9 Room Lantai GF) Jl. Dr. Djundjunan No. 143 – 149 Bandung, lengkapnya sang bacalon di Pilgub Jabar 2024 Dr. Ing H Ilham Habibie, Dipl. Ing, MBA, kelahiran Aachen, Jerman, 13  Mei 1963 yang akrab disapa Kang Ilham. Di sini, ia sempat mendapat julukan dari audiens sebagai kuda hitam pada Pilgub Jabar 2024. Di D’Botanica Mall yang diserbu lebih dari 200 pengunjung yang bahkan hadir di antaranya dari Bogor, Indramayu, serta daerah lainnya, ia membedah tema ‘Jabar Berteknologi sebagai Ujung Tombak Indonesia Emas’.

Pemandu acara Martin B Chandra di D’Botanica Mall, pada awal acara sempat mencandai Kang Ilham, “selama 31 tahun tinggal di Jerman pernahkah pada masa kecil di sana sempat di-bully (rundung)?” Lincah dijawab Kang Ilham, “saya pure minoritas di sana, namun Alhamdulillah tak pernah tuh di-bully, lagian badan saya kan kecil di mata mereka, malah saya sering mereka lindungi,” jawabnya yang bikin lega para audiens.

Berlanjut, Kang Ilham masih ‘dikocoknya’ oleh aneka pertanyaan, salah satunya tentang penguatan dirinya dari kedua orang tuanya BJ Habibie dan Hasri Ainun Habibie,” Peranan bapak lebih condong ke prinsip-prinsip hidup, saya suka dibawa kantor, terkadang ikut meeting, dan kunjungan ke industri, Ibu kerap mengajar saya memasak, keduanya bisa bisa galak sama anak-anak, tapi ya, galak dengan alasan, bapak itu orangnya tak pernah menyerah,” ujar Kang Ilham sambil menjelaskan betapa tekonologi itu penting demi kemaslahatan manusia.

Ditanya tentang progres industri kedirgantaraan di antaranya proyek pesawat terbang N 250, lalu R 80 yang sempat terhenti karena terpaan kuat krisis monenter 1988,”Masih berlanjut, namun disesuaikan dengan kekuatan saya,” ujarnya.

Kang Ilham (kanan) dan pemandu diskusi Martin B Chandra (kiri) optimis kita bisa menjadi negara maju, asal terus diasah dengan pendidikan yang bermutu (Foto: Rivansyah Dunda).

Mengupas tentang pewarisan niai-nilai dari kedua orang tuanya yang mengaku dari darah ibunya cukup kental dengan kultur kesundaan, menurut Kang Ilham, ayahnya dikenal sebagai orang yang tak pernah menyerah, bahkan sepertinya ada idealisme yang terlahir terlalu cepat dari jamannya. Dicontohkan bahwa demokratisasi bila tak ditangani dengan benar,”bisa mengakibatkan negara semakin pecah, contohnya Uni Sovyet dengan Glasnost dan Perestroika (1985-an), gegara Mikhael Gorbachev Uni Sovyet ini runtuh, termasuk gegara krisis ekonomi dan politik (1987) di Yugoslavia, puncaknya runtuh awal 1990-an Yugoslabia,” paparnya dengan menyinggung –“Hal yang sama pada 1988 terjadi di Indonesia, beruntung kita masih bersatu hingga saat ini. Ini modal kita bernegara, harus dipertahankan terus.”

Masih via kocokan pertanyaan dari Martin B Chandra, sempatkah dulu saat bapak Anda menjadi presiden RI ke-3, Anda memperoleh perlakuan khusus, ya bahkan seperti anak-anak pejabat di Indonesia dengan berbagai keistimewaannya?

Kang Ilham menjelaskan karena dirinya lebih dari 30 tahun tinggal di Eropa, Jerman khususnya sejumlah keistimewaan itu secara diplomatis Ia tepis tak pernah digunakan,”Ayah selalu mengajarkan kemandirian,” ujarnya singkat.

Lebih jauh tentang budaya privilege atau keistimewaan khususnya bagi anak pejabat, serta juga seperti hal mengada-ada dalam protokoler para pejabat di Indonesia,”Ah itu mah bikin riweuh (repot),” ujarnya yang disambut ger-geran hadirin.

SDM dan SDA kita Bagaimana?

Lebih jauh dipaparkan bahwa kita yang sedikitnya pada 2045 akan meraih Indonesia Emas, sebenarnya dahulu pada era 1960-an keadaannya hampir serupa dengan Korea (Selatan) dan China. Lebih lanjut urai Kang Ilham, karena penguasaan teknologi dari negara yang sedikit SDA (sumber daya alam), justru mereka mengutamakan peningkatan SDM (sumber daya manusia),” Korea dan China, apalagi Jepang, kini pada era 2000-an telah merajai dunia dengan produk teknologinya diberbagai level,” ujarnya yang  optimis warga Jawa Barat khususnya, bila SDM-nya semakin meningkat dapat melampaui kemajuan Korea dan China!

Kang Ilham (Ilham Habibie) bacalon untuk Pilgub Jabar 2024 dari Partai NasDem ditengah-tengah para hadirin seusai paparan di D’Botanica Mall Jl. Dr. Djundjunan No. 143 – 149 Kota Bandung, Jabar Berteknologi, Ujung Tombak Indonesia Emas. (Foto: HS)

Catatannya, demikian Kang Ilham optimis warga Jabar bisa berpotensi berperan di Indonesia maupun level dunia atau kawasan ASEAN, minimal. Dipercaya, bahwa unsur karakter amatlah penting dimiliki, seperti bangsa Eropa atau Jerman. “Diakui karakter maupun budaya bangsa Indonesia ini, menurut Ayahnya sejak dulu tentang Indonesia ini, masihlah dalam taraf berkembang, makanya optimis kita bisa menjadi negara maju, asal terus diasah dengan pendidikan yang bermutu,” ujar Kang Ilham.

Padahal, dengan kelebihan warga Jabar yang punya SDA cukup baik, serta SDM yang masih bisa dikembangkan:”Harus dikembangkan SDM di bidang pertania, pariwisata, kelautan atau tingkatkan hidup nelayan, rintis dunia pariwisata yang berkualitas, termasuk industri kreatif, ujarnya dihadapan ratusan hadirin yang di antaranya dihadiri para tokoh seperti Kang Ahmad Fajar Kunaefi, Ade Sudrajat (tekstul), Abah Oting, Ujang Koswara, Agung Suryamal, Peri Tristianto, Ustad Sukanah, serta Abah Landoeng yang hari ini di usia menginjak ke-99 tahun masih membagi-bagikan ‘virus’ anti korupsi ke siapapun yang ditemuinya.

Masih kata Kang Ilham yang pada sesi terakhir yakni pertanyaan, hampir tak henti-hentinya banyak pengunjung mengajukan pertanyaan, yang dijawabnya dengan runtun dan sabar,”kuncinya, Jabar dengan penduduk 50 juta, kualitas pendidikan yang bermutu dan berbasis teknologi digital ini sangat memudahkan,utamanya, membuka lapangan kerja, menggeliatkan ekonomi, efesiensi dan efektivitas kerja, ini sebuah keniscayaan,” ujarnya dengan menambahkan – “Percayalah industri tekstil kita pun yang dulu sebagai salah satu motor Jabar bisa bangkit lagi dan punya daya saing kuat di dunia seperti era dulu itu.”

Intinya, ratusan hadirin yang di antaranya datang secara khusus dari Komunitas Permata Intan, serta  Komunitas Cadas Bangkit, serta para pengamat dan pegiat lingkungan, Kang Ilham telah menyiram kehausan bagaimana memajukan Jabar? Seluruh pertanyaan hadirin mulai dari bagaimana mengoptimalkan kawasan industri Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati), meningkatkan kalitas SDM, menahan laju impor barang dari luar negeri yang kini diduga banyak mematikan UMKM di Jabar, penataan alam dan lingkungan hidup di Jabar yang diduga masih serampangan kebijakannya, termasuk penataan kawasan heritage di Kota Bandung (kasus Hotel Pullman?), tudingan dari hadirin bahwa BUMD di Jabar ini lebih banyak vampire-nya, persoalan PPDB yang masih menyisakan warga tertentu kalangan bawah, dan jakan ke Kang Ilham untuk lebih intens terjun ke akar rumput menebar gagasannya, relatif semuanya dijawab dengan cukup memadai.

“Namun mohon maaf ya, belum tentu semuanya, saya puaskan. Insya Alloh sebelum 27 Agustus 2024 ini, saya akan menyapa atau berinteraksi dengan semua kalangan di Jabar melalui berbagai sarana yang saya miliki bersama tim, tentunya. Intinya, via teknologi yang maslahat bagi kemanusiaan kita bisa menjadi negara maju, di antaranya,” tutupnya dengan senyum khas keluarga BJ Habibie. (HS/HRS/dtn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *