destinasianews – Suasana hangat penuh irama terasa di Pendopo Wali Kota Bandung, Rabu malam (4/6/2025), saat paguyuban musik Titikkoempul (Tikpul) berkolaborasi dengan Joseph Hutagalung Trio ++ menggelar sajian musik jazz yang meriah.

Salah satu inisiator Tikpul, Zaki Peniti, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk sinergi antara musisi dengan Pemerintah Kota Bandung.

“Ini berkat respon baik dari Pak Wali Kota Bandung, yang kebetulan juga teman lama kami. Beliau mempersilakan Pendopo ini digunakan sebagai tempat berkumpul bagi para musisi dan pegiat lainnya. Ke depannya, insyaallah setiap Rabu malam akan digelar acara serupa demi pemberdayaan kita semua,” ujarnya kepada redaksi.

Sementara itu, musisi serbabisa Joseph Hutagalung yang dikenal sebagai drummer, vokalis, sound engineer, produser musik, pecinta kopi, dan penggemar vespa, mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara ini.
“Bagi kami, jazz bukanlah musik mewah atau eksklusif. Saya sering mengingatkan rekan-rekan musisi jazz lainnya, jangan menakut-nakuti pemula. Jazz itu seharusnya akrab dan membumi,” ujar Joseph yang dikenal sebagai multi-talenta dalam dunia musik.

Entitas Tikpul berfoto bersama usai perhelatan berlangsung. (Foto: HS)

Menanggapi tren generasi muda (Gen Z) yang mulai tertarik memahami jazz, ia menambahkan:
“Ini awalan yang bagus. Inti dari jazz adalah improvisasi. Semua dibalut harmonisasi yang unik dan nikmat. Jazz itu harus mudah dimainkan, dan merakyat. Di Amerika, jazz lahir dekat dengan musik blues—mirip seperti karawitan di negeri kita. Jadi, mari mainkan jazz dengan riang gembira, tanpa ruwet dan mumet,” pungkasnya sambil menyebut Chet Baker (1929–1988) sebagai musisi idolanya.

Pada malam itu, gitaris jazz Anjuan Julio Siahaan hadir menggantikan salah satu personel Hutagalung Trio ++ yang mendadak sakit.

“Padahal kemarin saya masih di Jakarta untuk masuk studio, lalu ditelepon Tulang Joseph untuk menggantikan personelnya. Tanpa pikir panjang saya langsung balik ke Bandung. Pagelaran di Pendopo ini penting bagi kami semua. Bersyukur, semua berjalan lancar,” ucap Anjuan.

Antusiasme penonton pun tinggi. Salah satunya, Rafid (25), mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, menyatakan:

“Saya mau datang lagi Rabu depan kalau acara ini masih digelar di sini.”

Semarak jazz yang membumi di Pendopo Wali Kota Bandung ini menjadi penanda bahwa musik terutama jazz, kembali merasuk ke ruang-ruang publik yang inklusif dan merangkul semua kalangan. (HS&Tim/HRS/dtn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *