destinasiaNews – Kembali, Abah Landoeng pria kelahiran Bandung 11 Juli 1926 yang masih tampak sehat bagi pria seusianya, diketahui pada Sabtu, 12 Juli 2025 lalu ia telah melewati momen khas yakni ‘menapak Satu Abad’. Istimewanya momen ‘menapak satu abad’ ini dibersamai secara khusus oleh Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) TNI AD Letnan Jenderal Iwan Setiawan, S.E., M.M. , di tempat kerjanya, barang tentu dihadiri oleh banyak kalangan yang mengenal Abah Landoeng sebagai pria ‘multi facet’, di antaranya pensiunan guru (1956 – 1996) dari SMPN 5 dan 2 Kota Bandung, pegiat lingkungan dan kemanusiaan, veteran dan pejuang kemerdekaan, pegiat anti korupsi, dan pengmpul kendaraan VVIP saat KAA 1955 di Bandung:
“ Ini ada undangan ke Abah, rencananya ikut Kirab Harvetnas (Hari Veteran Nasional) tahun 2025. Katanya akan berlangsung di sepanjang Jl MH Thamrin, Jakarta dari Patung Arjuna Wijaya dan finish di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Abah mah Minggu pagi itu (10/8/2025) katanya mau pakai kursi roda saja kirabnya, maklumlah sudah leklok ini tuur (lutut sudah leklok), “ tuturnya sambil mematut diri sambil mengenakan seragam Veteran Dwikora untuk Kirab Harvetnas 2025 di Jakarta itu.
Pada Jumat siang (8/8/2025) Abah Landoeng ditemui redaksi dihadapan istrinya Sani Suningsih yang masih aktif berjualan Mie Goreng Anglo Bu Sani Landoeng di Jalan Mangga No. 26 Kota Bandung,” Doakan ya, Abah besok lusa hari Minggu mau kirab di Jakarta, semoga lancar dan sehat. Ya, kami siap-siap sejak hari ini, termasuk itu Abah pakai seragam veteran nantinya,” kata Bu Sani dengan wajah sumringah.
Wantimpus LVRI …
Selidik punya selidik yang mengundang Abah Landoeng untuk ikut Kirab Harvetnas di Jakarta ini, adalah rekan sejawatnya yang juga penah menjabat sebagai Ketua DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda) sepeninggal kepemimpinan Mantan Gubernur Jabar (1970 – 1975) Letjen TNI (Purn.) Solihin GP , tak lain Mayjen TNI (Purn.) Iwan Sulanjana yang kini aktif sebagai WANTIMPUS LVRI:
“Ya, betul Abah mah turut bergembira tentunya bisa meramaikan Kirab Harvetnas ini, meskipun secara resmi Abah diberi Tanda Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan RI ‘Dwikora’ resminya sejak 14 November 2024. Bagi Abah mah, yang penting mengabdi dan berjuang untuk negara. Soal tanda penghargaan baru datang belakangan, ya tak mengapa. Karena, sejak dulu juga tak berharap apa-apa yang dilakukannya,” kata Abah Landoeng dengan nada datar.
Secara terpisah Iwan Sulanjana saat dikontak redaksi,”tentu kami di LVRI sangat berharap Abah Landoeng bisa ikut Kirab Harvetnas ini. Rencananya diikuti sekitar 500 orang . Ini terdiri dari Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, Veteran Pembela Kemerdekaan RI, yaitu Veteran Pembela Trikora, Veteran Pembela Dwikora, Veteran Pembela Seroja, dan Veteran Perdamaian. Sangat baik dan indah rasanya, bila Abah Landoeng dari Jawa barat turut serta,” tuturnya.
Sementara itu Djudju Amidjaja, Wakil Sekertaris Pemuda Panca Marga Jawa Barat yang selama ini turut memberi perhatian khusus terhadap Abah Landoeng dalam hal keanggotaan di LVRI Jawa Barat, memberi dorongan khusus kepada Abah Landoeng untuk berpartisipasi pada Kirab Harvetnas di Jakarta. Menurut Djudju Amidjaja, agenda LVRI Jabar pada 10 Agustus 2025 akan melakukan ziarah ke TMP Cikutra Kota Bandung,” ujarnya sambil menambahkan – ”Pada 18 Agustus 2025 akan ada upacara di Gasibu bersama Gubernur dan penampilan drama kolosal Pertempuran Bojongkokosan di Sukabumi”.
Anti Penjajahan!
Demikianlah sekilas persiapan Abah Landoeng yang didaulat ikut Kirab Harvetnas 2025 di Jakarta. Catatan kecil tentang Abah Landoeng khususnya dimata para pegiat dunia jurnalistik baik di dalam maupun dan di luar negeri, Abah Landoeng menurut jurnalis senior di Bandung yakni Adi Raksanagara:
“Ia mungkin satu-satunya pedjoang aneka zaman sejak era pra kemerdekaan, zaman Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga mempertahankan, dan masa pembangunan saat ini, yang masih hidup dan bisa bercerita.”
Sekedar info beberapa pewarta dari luar negeri pada 2024 di antaranya dari Prancis yakni Frederic Martel pada November 2024 tentang KAA 1955, sempat mewawancarai Abah Landoeng yang waktunya, bersamaan dengan nara sumber Teuku Rezasyah Ph.D., selaku Excutive Director ASEAN Research Center of Universitas Padjadjaran. Selanjutnya pada 14 Juni 2025, Abah Landoeng diwawancarai secara mendalam seputar pengalamannya sebagai Romusha (1942 – 1945) oleh tim TV NOS Belanda. Dan terakhir pemuatan kisah Romusha Abah Landoeng dimuat dalam buku terbitan 2024 oleh Dutch Resistence Museum (Museum Perlawanan di Amsterdam, Belanda). Kisah haru biru Abah Landoeng lolos dari maut kerja paksa Romusha yang amat kejam ini, dalam buku katalog khas ini punya judul lengkap – The Former Dutch Colonies, From World War Two to Independence
Lainnya, Abah Landoeng yang dikenal sebagai guru SMPN 5 Kota Bandung dari penyanyi balada Indonesia Iwan Fals yang katanya dulu dikenal sebagai Virgiawan Listanto saat menjadi muridnya di era 1970-an, hampir setiap tahun menjelang setiap bulan Agustus menjadi nara sumber dari jurnalis TV dan Koran dari negeri Sakura Jepang.
“Yang teringat hampir semua jurnalis Jepang khususnya dan Belanda juga, selalu menanyakan tentang masih adakah rasa dendam terhadap negara mereka? Kalau ditanya soal ini, diplomatis Abah jawab samar-samar saja. Pokoknya penjajahan dimuka muka harus hilang, titik!” terang Abah Landoeng konsisiten anti penjajahan. (HS/HRS/dtn)