destinasiaNews — Penantian cukup lama dialami pasangan orang tua siswa (ortusis) Toto Suwarto (51) dan Gina Meilany (47). Keinginan pasangan ini, segera mempersembahkan ijazah SMA Negeri 16 Bandung ke tangan putri sulungnya S ET, yang lulus pada Mei 2021. Andilalah, baru hari Jumat, 26 Januari 2024 ini, lembaran ijazah ini bisa dipersembahkan ke putri sulungnya S E T (inisial):
“Apapun itu, pertemuan hari ini banyak hikmahnya. Secara terbuka, saya berikan ijazah atas nama putri bapak dan ibu yaitu S E T (inisial). Silahkan diterima tanpa ada ketentuan lainnya, manfaatkanlah sebaik-baiknya bagi ananda S E T dan keluarga,” jelas Dra. Eha Julaeha, M.Pd Kepala Sekolah SMAN 16 Bandung di kantornya di Jl. Mekarsari No. 81 Kota Bandung, Jawa Barat.
Pertemuan antara pihak SMAN 16 Bandung dengan pasangan ortusis Toto dan Gina, adalah buntut dari pernyataan Toto saat ikut demo di halaman Gedung Sate Bandung pada 17 Januari 2024 lalu. Toto kala ikut demo di Gedung Sate Kota Bandung mengeluh, ia katanya harus mengeluarkan uang sekira Rp. 2,5 juta agar ijazah atas nama S E T bisa diambil yang kala itu masih tersimpan di lemari di salah satu ruangan di SMAN 16 Kota Bandung.
Perihal demo tersebut dikoordinasi oleh aktivis sosial-kemasyarakatan Furqan AMC. Dan, demo inipun diikuti puluhan ortusis di Gedung Sate, tuntutannya ditujukan kepada Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, Walikota serta Bupati se-Jabar, juga para kepala dinas pendidikan atau lembaga terkait, agar segera membebaskan sekira 414 kasus penahanan ijazah mulai TK hingga SMA/SMK.
Santunan dari …
Kembali ke peristiwa penyerahan ijazah di SMAN 16 Bandung yang diterima oleh ortusis Toto dan Gina untuk dan atas nama S E T, diluar dugaan Eha Julaeha kala itu spontan memberi santunan biaya kepada pasangan ortusis ini. Pertimbangannya, salah satunya karena kehidupan ekonomi keluarga Toto dan Gina ini, cukup terpuruk utamanya setelah negeri kita dilanda COVID-19. Lainnya, hampir bersamaan keluarga ini harus pindah rumah dari tempat tinggalnya dari area dekat rel kereta api di Kiaracondong Kota Bandung ke Desa Cigembong Kecamatan Pamuihan Kabupaten Sumedang.
“Nah, silahkan segera ambil juga ijazah putri kedua bapak dan ibu yang masih tersimpan di SMP Muhamadiah 5 saat ini juga,” kata Eha Julaeha seraya menjelaskan sejak ia menjadi Kepala Sekolah di SMAN 16 Kota Bandung pada Desember 2021, menggantikan Kepala Sekolah Aam Hamzah -” Melalui wali kelas sudah saya instruksikan ke siswa dan lulusan, atau ortusis, segeralah mengambil ijazah, tanpa syarat apa pun (kecuali, cap tiga jari dan tanda tangan).”
Singkat kisah pasangan Toto dan Gina usai menerima ijazah SMA atas nama putrinya S E T, plus bantuan santunan itu, keduanya Jumat pagi itu bersegera ke SMP Muhamadiah 5 yang kebetulan jaraknya cukup berdekatan. Tiba di sekolah yang dituju, pasangan ini diterima operator sekolah yang mengaku bernama Komarudin.
Kepada redaksi, Komarudin setelah urusan administrasi yang dianggap sudah dilunasi atau beres secara administrasi dibayar kala itu juga oleh ortusis Toto dan Gina dari dana bantuan Kepala Sekolah SMAN 16 Kota Bandung:
“Silahkan nanti pada Senin mendatang (29/1/2024) M A putri Pak Toto dan Bu Gina, untuk mengambil ijazahnya ke sini. Cukup, nanti cap tiga jari dan ijazah ditandatangani kepala sekolah,” ujar Komarudin.
Alhasil ortusis Toto dan Gina yang hari Jumat itu membereskan keruwetan keberadaan dua ijazah putinya masing-masing di SMAN 16 Kota Bandung dan SMP Muhamadiyah 5, tak putus-putusnya pasangan ortusis ini mengucapkan rasa syukur:
“Ternyata ibu Eha Julaeha itu dimata saya sungguh berhati mulia. Saya segera khabarkan ke putri saya S E T sekarang juga juga ke adiknya M A, pasti mereka gembira. Ijazahnya yang sempat ngendon, akhirnya bisa kembali,. Ya, bisa diambil dan dipegang sama anak saya. Ini semua, berkat bantuan dari ibu Eha Julaeha,dan demo di Gedung Sate. Ijazah yang diidam-idamkan kedua putri saya, kembali ke yang empunya,” ucap Gina dan Toto dengan sedikit nada terbata-bata, disertai matanya yang tampak berkaca-kaca.
Masih kata Toto yang mengaku lulusan sekolah tinggi interior di Yogyakarta dan sempat berkarir di dunia wiraswata meubeul dengan kondisi cukup moncer. Sayangnya, sejak COVID-19 melanda pada 2021, ditambah sekeluarga akhirnya dari Kiaracondong Kota Bandung harus pindah rumah keluar kota di pedesaan di Kabupaten Sumedang, “ya, segala perencanaan keluarga jadi porak poranda, ibunya anak-anak sejak itu berjualan kerupuk keliling kampung di Sumedang sampai sekarang. Sementara saya, serabutan kerja sampil bertani di lahan sempit,” ujar Toto dihadapan Eha Julaeha yang tampak sabar mendengar keluh kesah ortusis ini.
Secara terpisah pengamat dunia pendidikan Adi Raksanagara yang mengikuti kegigihan perjalanan ortusis Toto dan Gina yang ingin mempersembahkan ijazah bagi kedua putrinya S E T, dan M A yang kini sedang menempuh pendidikan di SMK Pertanian Pembangunan Negeri (PPN)Tanjungsari, Sumedang:
“Sungguh beruntung akhirnya, ortusis Toto dan Gina, bisa bertemu dengan Ibu Kepsek SMAN 16 Kota Bandung Eha Julaeha. Akhirnya turut membebaskan atau me-rilis ijazah adiknya S E T kala bersekolah di SMP swasta,” papar Adiraksanagara via sambungan telepon sambil menambahkan – “Semoga kisah nyata kebaikan Ibu Eha Julaeha dapat menjadi inspirasi bagi pelepasan ijazah generasi muda lainnya, yang katanya, masih ada saja terselap-selip di sekolah.” (HS/HRS/RD).