DestinasiaNews – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX menggelar kegiatan bertajuk “Cerita Citarum”. Acara yang berlangsung dari 25 – 28 Mei 2024 ini, mengajak puluhan peserta yang berasal dari instansi pemerintah, jurnalis, organisasi profesi, hingga komunitas yang menggeluti bidang sejarah dan budaya.
Cerita Citarum bersama BPK Wilayah IX tersebut bertujuan untuk mengenalkan sejumlah tinggalan budaya yang berada di sepanjang aliran Sungai Citarum dari hulu hingga hilir. Pada hari pertama, diawali dengan berkunjung ke Museum Geologi Bandung dan Gua Pawon.
Selanjutnya di hari kedua, peserta diajak menyambangi titik 0 Km Citarum (Situ Cisanti) Kab. Bandung dan Candi Bojongmenje di Rancaekek, Kab. Bandung. Di hari ketiga, penulusuran jejak budaya Citarum diteruskan ke Pelabuhan Cikaobandung dan pengolahan eceng gondok di kawasan Jatiluhur Purwakarta.
Kemudian pada hari terakhir, peserta menelusuri peninggalan budaya di Muara Pakis dan Kompleks Percandian Batujaya Karawang. Dilanjutkan dengan mengikuti acara pembukaan Festival Simfoni Citarum di area Museum Batujaya.
Kepala BPK Wilayah IX Dwi Ratna Nurhajarini menuturkan, kegiatan Cerita Citarum diselenggarakan dengan mengajak dari berbagai entitas, antara lain dari media, dinas terkait, dan komunitas. Harapannya para peserta ini dapat menarasikan dan menyebarluaskan informasi tinggalan budaya di Citarum ke masyarakat luas.
“Peserta di sini dapat menarasikan peradaban yang ada di Citarum dengan passion masing-masing dalam bentuk foto, video atau tulisan. Sehingga memiliki karakter yang berbeda dan beragam dalam menyampaikan informasinya ke masyarakat,” tutur Dwi Ratna dalam sambutan di kawasan Situ Cisanti, Minggu, (26/5/24).
Dwi Ratna menyebutkan bahwa kegiatan pelestarian budaya di Citarum tidak berhenti sampai di acara ini saja. Ia pun mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dan “udunan” gagasan agar Sungai Citarum tetap lestari dengan beragam peninggalan budayanya.
Potensi Citarum
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jawa Barat, Febiyani mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan BPK IX tersebut.
“Kami yang mewakili Kepala Disparbud Jabar sangat mengapresiasi kegiatan pelestarian budaya Citarum yang diselenggarakan BPK Wilayah IX ini. Sangat beruntung, Jawa Barat memiliki BPK sendiri. Ini menandakan Jawa Barat begitu luas dan kaya tinggalan budayanya. Sehingga kami dari Disparbud Jabar pun sudah terus berkolaborasi dengan BPK Wilayah IX untuk mengenalkan berbagai warisan kebudayaan,” ujarnya.
Lebih lanjut Febiyani menyampaikan, terkait potensi Citarum di masa kini, kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat berpotensi. Sehingga perlu terus ditingkatkan kembali, karena banyak tinggalan jejak peradaban yang belum banyak diangkat.
“Maka dari itu, kegiatan ini menjadi kesempatan yang baik agar banyak yang menggali dan memberitakan terkait peradaban Citarum. Terlebih untuk di-share ke masyarakat luas,” ungkapnya.
Di akhir paparannya, Febiyani berharap agar kegiatan seperti Cerita Citarum ini dapat diteruskan dan ditingkatkan sinergitasnya. Ada konsep pentahelix yang bisa dikembangkan.
“Sinergitasnya perlu ditingkatkan bukan hanya dengan dengan pemerintah provinsi, bisa dengan daerah, media dan komunitas. Ada konsep pentahelix yang dikembangkan, di mana kita harus berkolaborasi dan satu titik yang saya tekankan bahwa komunitas dan media itu sangat penting,” pungkasnya.* (IG)
Baca juga: Yuk, Wisata ke Sumbu Kosmologis Yogyakarta!